BOJONEGORO - Pengusaha muda asal Bojoengoro, Ivan Arya Putra (26) berbagi kiat membangun usaha warung hingga memanfaatkan media sosial...
BOJONEGORO- Pengusaha muda asal Bojoengoro, Ivan Arya Putra (26) berbagi kiat membangun usaha warung hingga memanfaatkan media sosial untuk promosi secara gratis. Pria lulusan Fakultas Hukum dari Universitas Brawijaya ini awalnya tak menggunakan modal terlalu banyak untuk membuka warung kopi yang dinamainya Kopinem.
Menurutnya, kiat utama yang
harus dilakukan oleh anak-anak muda untuk menjadi wirausaha adalah harus
memiliki niat kuat merealisasikan recana usahanya. Lalu, mencoba dan mencoba
sembari berinovasi mengubah desain ruang warung salah satu yang dilakukan.
Kiat selanjutnya, meski
terkadang di tengah jalan ia mengalami titik jenuh dan usahanya sepi pembeli,
Ivan tetap bertahan. Pada saat mengalami masalah tersebut, Ivan memilih
berintropeksi diri tanpa menyalahkan pesaingnya.
“Naik turunnya penghasilan
bagian seni usaha,” tuturnya kepada KabarDuit.com saat ditemui di Warung
Kopinem, Minggu (24/4/2016) siang.
Bagi Ivan, berwirausaha
begitu menyenangkan. Meski berstatus sarjana hukum, ia merasa tak malu
mengawali usaha dari membuka warung kecil. Karena dengan wirausaha, Ivan bisa
mengatur waktu dan menjadi bos bagi dirinya sendiri.
Untuk menarik para
pengunjung, Ivan mendesain Warung Kopinem dengan nuansa klasik. Di beberapa
bagian sudut warung, ia menaruh barang-barang antik, antara lain, ada enam
radio lawas, televise kuno, serta kamera SLR lawas.
Di bagian pintu masuk, Ivan
memanfaatkan ban mobil bekas tertata untuk menambah dekorasi. Dinding warung tak diplester sehingga
memunculkan nuansa alami. Di dalamnya disediakan kursi terbuat dari kayu, cocok
untuk bersantai.
Ivan memanfaatkan media
sosial (medsos) untuk mempromosikan warungnya. Beberapa bagian warung yang
terlihat unik secara visual difoto lalu diunggah di instagram dan facebook.
Dari dua medsos itu, banyak orang mengenalnya.
Kini, sebagian besar
pengunjung warung Kopinem adalah kalangan pelajar dan pegawai kantoran.
Biasanya, pengunjung mulai berdatangan sekitar pukul 10.00 sampai pukul 15.00.
pengunjung bertambah banyak ketika menginjak pukul 17.00.
“Pada sore sampai malam hari
(warung tutup), sebagian besar pengunjungnya adalah pelajar dan pegawai
kantoran,” ujarnya.
Bagi Ivan, menjalin
komunikasi dengan pelanggan lebih diutamakan supaya mereka tidak lari ke warung
lainnya. Cara yang seringkali dilakukan
adalah mendekatkan diri kepada pelanggan dengan cara mengobrol dan berbagi
informasi. Ini pun Ivan melihat pelanggan yang diajak bicara. Rata-rata jumlah
pengunjung ke Warung Kopinem 200-an orang per hari untuk hari Senin sampai
Kamis, namun, jumlah pelanggan menurun ketika akhir pekan menurun, apalagi pada
saat hujan.
“Saya sering mengajak ngobrol
mereka, sampai mereka merasa nyaman di tempat ini,” bebernya.
Sajian Warung Kopinem hanya
berupa tiga jenis kopi, yakni, Kopi Ijo (kacang hijau), kopi Aceh, dan Kopi
Toraja. Harga per gelas relatif dijangkau olehkalangan pelajar, yaitu, antara
Rp 4.000-Rp 7.000.
“Omzet saya per bulan antara Rp
40 juta Rp 50 juta. Saya punya empat pekerja,” katanya. (*)
Penulis : Yanuar Dedi/Irham
Editor : Iksan Fauzi